Cara Menghilangkan Rasa Pesimis dalam Diri

Pesimis itu pada dasarnya manusiawi dan normal kok, karena pesimis itu merupakan suatu mekanisme berfikir yang fungsinya adalah untuk melindungi diri dan mempersiapkan diri mengantisipasi jika hal buruk datang, adanya keburukan, dan hal-hal yang dianggap akan menyakiti diri. Akan tetapi, pikiran dan sikap pesimis akan menjadi masalah dan perlu diatasi ketika justru menjadi menyerang diri, yaitu ditandai dengan membuatmu merasa tidak nyaman dalam waktu yang panjang, jadi takut berlebihan, tidak mengalami pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri. Selain itu, ada masanya rasa pesimisme itu perlu di minimalisir bahkan dihilangkan bagi yang ingin mencapai derajat penuh semangat, energic, hidup tenang, dan memulihkan diri dari sakit fisik maupun psikis.

Kutub bersebrangan dengan pesimisme adalah optimisme. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa optimisme mengurangi resiko terkena masalah kesehatan dan membuat seseorang mampu memulihkan diri dengan cepat setelah peristiwa buruk terjadi dalam hidup (Kivimaki, 2005). Optimisme didefinisikan sebagai pandangan yang menggembirakan tentang masa depan, pandangan yang membuat seseorang berharap lebih baik, serta adanya kebaikan dan kesuksesan. Hal ini berkebalikan dengan pesimisme yang merupakan pandangan negative terhadap peristiwa yang akan datang, membuat seseorang membayangkan dan seringkali secara tidak sadar mengharapkan hal yang tidak baik terjadi seperti keburukan, kegagalan, dan kekecewaan (Abdel Khaleq, 2000)

Optimisme juga berkorelasi dengan kepercayaan diri. Sehingga semakin optimis seseorang, maka akan meningkat juga kepercayaan dirimu. Ini lah yang membuat kehidupan ini terus berkembang, adanya inovasi, penciptaan hal-hal baru, dan pencapaian perubahan sesuai apa yang diinginkan. Dengan rasa optimis maka berarti seseorang akan percaya diri untuk menghadapi tantangan dan percaya bahwa cita-cita maupun harapan-harapannya bisa terealisasikan.

Yang menjadi tantangan terbesar adalah rasa pesimis seringkali hadir tanpa permisi dan tanpa kita sadari, sehingga rasa pesimis mendominasi dan mengendalikan diri kita. Akibatnya, sikap-sikap pesimis banyak hadir dihari-hari kita membuat jadi menarik diri, menghindari tantangan, menolak hal baru, mengkritik tanpa solusi, mengkerdilkan kemampuan diri maupun orang lain, bahkan menghujat orang lain yang berusaha membuat perubahan. Dari sini dapat kita lihat bahwa semestinya kitalah yang mengendalikan rasa pesimisme, bukan rasa pesimis yang mengendalikan hidup kita.

Jika kamu merasakan hal-hal tersebut dan ingin menghilangkan rasa pesimis dari dalam diri untuk berhasil mengembangkan diri, menggapai cita-cita, atau memberi positif impact ke lingkungan sekitar, kamu bisa latihan melakukan Langkah-langkah berikut ini :

  1. Berlatih menghadapi masalah secara sadar
    Refleks mekanisme pertahanan diri kita adalah akan menghindari masalah atau sesuatu yang dipersepsi mengancam kesejahteraan diri. Akan tetapi, masalah seringkali datang menghampiri meskipun kita tidak meminta dan tidak kita cari. Masalah bisa menjadi pintu dari apa yang sebenarnya kita harapkan dan cita-citakan. Oleh karena itu, ada masanya berhenti menghindari dan secara sadar mengambil keputusan untuk melihat masalah yang datang dan menyelesaikannya. Membiasakan hal ini akan merubah mekanisme pertahanan diri yang awalnya refelks menghindari dan membenci masalah menjadi refleks siap siaga menghadapi dan menyelesaikan masalah untuk membuk pintu menuju apa yang diharapkan dan di cita-citakan.
     
  2. Mengamati setiap rasa yang hadir
    Menghadapi masalah memang selalu diserta berbagai perasaan yang membuat tidak nyaman. Justru itulah yang perlu dikenali. Cobalah mengenali setiap rasa dan respon tubuh terhadapnya. Misalkan, rasa takut membuat respon tubuh bersembunyi atau menghindar, rasa marah membuat respon tubuh mencaci maki, jantung berdegub lebih keras, rasa sedih membuat badan lemas, dada sesak, dan menangis. Nah coba amati yang terjadi di tubuhmu, lalu lihatlah bahwa rasa itu hanya akan berjalan beberapa saat dengan akhirnya menurun dan mereda dengan sendirinya. Hal ini melatih memilih respon sikap ketika emosi tertentu hadir.
     
  3. Mengambil makna positif dari situasi atau hal yang membuat stress
    Menyadari rasa yang hadir akan berlalu dengan sendirinya tidak cukup membuat dikemudian hari tidak hadir lagi. Satu-satunya cara yang bisa menguatkan kemampuan mengendalikan diri terhadap aliran perasaan adalah memaknai apa-apa yang terjadi dan dirasakan. Cobalah melatih diri untuk memaknai dengan baik, mengartikan maksud dan tujuan dari situasi itu muncul, dan rasa itu hadir. Ingat kembali apa sih doa dan harapan yang selama ini kamu inginkan, karena jalan menuju harapan kamu itu biasanya tentang Latihan. Misalnya, selama ini berdoa untuk menjadi orang yang terkenal, maka kamu bisa belajar memandang situasi yang sulit sebagai sebuah tantangan untuk bisa mengatasi masalah yang muncul jika menjadi orang terkenal, seperti dihujat orang, dinilai negative meskipun telah berbuat baik, dll. Ketika kita menghadapi situasi yang sama secara terus menerus orang yang optimis akan cenderung percaya diri dan bersikap gigih untuk terus maju walaupun agak sulit gitu untuk mencapai kemajuan.
     
  4. Menuliskan Pengalaman, Pencapaian, dan Kelebihan diri
    Ini merupakan salah satu tips dan trik untuk menguatkan diri sendiri. Hasil tulisanmu tentang pengalaman beserta makananya, list pencapaian, dan kelebihan diri akan menjadi sahabat baikmu yang mengingatkanmu dikala sedang rendah diri, tidak percaya diri, dan bersedih. Membaca hasil tulisanmu sendiri yang berenergi positif akan menambah rasa optimismu dan menghilangkan pesimismu lho.
     
  5. Manajemen Prioritas
    Ada kalanya masalah terasa sangat berat dan sangat menguras energimu. Tidak selalu setiap masalah harus dihadapi saat itu juga. Ada juga kondisi dimana kamu menyadari bahwa energimu sedang tidak cukup untuk menghadapi permasalahan yang ada dan kamu boleh kok menunda menghadapinya. Kamu boleh kok mendahulukan hal urgent lainnya yang lebih penting. Yang penting adalah niatkan bahwa sikap itu diambil bukan untuk menghindari, tetapi adalah untuk memilih memilah mana yang penting dan harus didahulukan.
     
  6. Mencari dukungan sosial
    Bisa jadi menghadapi masalah yang hadir seperti tidak ada habisnya membuat energi seperti menipis dan habis. Meminta pertolongan orang lain untuk mendukung dan membantu boleh kok kamu lakukan. Kamu bisa mencari dukungan dengan orang yang kamu percaya, yang dekat, ataupun seorang professional. Jadi jangan biarkan dirimu tenggelam oleh pikiran-pikiran pesimismu ya, segera cari pertolongan jika kamu merasa tidak mampu menghadapi kondisi pesimismu yang terus menenggelamkanmu pada rasa bersalah, rasa sedih, rasa kecewa, rasa marah, atau bahkan rasa lelah dan stress berkepanjangan.

Nah itulah Langkah-langkah yang bisa kamu coba lakukan secara berkala untuk mengendalikan dan menghilangkan rasa pesimis ya. Jangan patah semangat untuk mencoba dan terus mengulanginya sampai kamu capai harapan dan cita-citamu.

 

Referensi :
Abdel Khaleq, A. M. (2000). Optimism and Pessimism: Arabic Studies Presentation. Psychology Journal, 57(14), 6-27.
Conversano C., Rotondo A., Lensi E., Vista O. D., Arpone F., and Reda M. A. (2010). Optimism and Its Impact on Mental and Physical Well-Being. Clin Pract Epidemiol Ment Health Vol.6: 25–29. doi: 10.2174/1745017901006010025
Kivimaki, M., Vahtera, J., Elovainio, M. et al. (2005). Optimism and Pessimism as Predictors of Change in Health After Death or Onset of Severe Illness in Family. Health Psychology, vol.24(4): 413-421. DOI: 10.1037/0278-6133.24.4.413.
Mahasneh, Ahmad M., Al-Zoubi, Z., Batayeneh O., (2013). The Relationship between Optimism-Pesims and Personality Traits among Student in the Hashemite University. International Education Studies, vol.6(8): 71-82. http://dx.doi.org/10.5539/ies.v6n8p71

 

Ditulis oleh:
Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog