Latihan Mindfulness Sederhana Untuk Mengatasi Overthinking

Overthinking atau berpikir berlebihan adalah kondisi mental di mana individu terjebak dalam siklus pemikiran yang berlebihan tentang sebuah masalah, situasi, atau keputusan, sehingga hal ini dapat mengganggu kesejahteraan mental. Overthinking seringkali disebabkan oleh kurangnya kemampuan untuk mengelola emosi negatif dan pengalaman buruk di masa lalu, yang dapat memicu stres, kecemasan, serta berbagai masalah kesehatan fisik dan mental lainnya, seperti gangguan tidur dan hipertensi. Mindfulness, di sisi lain, adalah praktik yang berfokus pada kesadaran penuh terhadap saat ini, tanpa penilaian, yang dapat membantu individu untuk mengatasi serta meminimalkan overthinking dengan membawa perhatian mereka kembali ke momen saat ini.

Pentingnya membandingkan kedua konsep ini dalam kehidupan sehari-hari menjadi jelas ketika mempertimbangkan dampak signifikan dari overthinking. Kondisi ini tidak hanya merugikan kesehatan mental, tetapi juga dapat mengurangi produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan. Fenomena ini menjadi tantangan mental yang semakin meningkat di masyarakat modern, di mana banyak individu merasa tertekan dengan kecepatan informasi dan tuntutan hidup yang tinggi. Praktik mindfulness bisa menjadi solusi yang efektif untuk membantu individu mengatasi tantangan ini. Ia menawarkan pendekatan yang lebih sehat untuk menangani pikiran berlebihan, memungkinkan individu untuk fokus pada pengalaman saat ini dan mengurangi kecemasan yang dihasilkan oleh pikiran masa lalu atau kekhawatiran tentang masa depan.

Dampak negatif dari overthinking sangat luas. Penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini dapat mengganggu keseimbangan psikologis seseorang, menyebabkan berbagai gangguan seperti depresi dan kecemasan, serta mengurangi produktivitas ketika individu terjebak dalam siklus pemikiran yang tidak produktif. Selain itu, kualitas hidup seseorang juga dapat terpengaruh, karena overthinking dapat menjadikan individu merasa terus-menerus cemas dan tidak nyaman, sehingga mempengaruhi hubungan interpersonal dan kebahagiaan secara keseluruhan. Tujuan dari artikel ini adalah untuk membantu pembaca mengenali fenomena overthinking dan membandingkannya dengan praktik mindfulness sebagai strategi yang efektif untuk mengatasi masalah ini, mendorong penerapan metode yang lebih baik dalam mengelola pikiran dan meningkatkan kualitas hidup.

Overthinking adalah kondisi mental yang ditandai oleh kecenderungan untuk memikirkan masalah atau situasi secara berlebihan. Hal ini sering kali mengakibatkan penurunan kemampuan individu untuk mengambil keputusan secara efektif. Karakteristik utama dari overthinking meliputi memfokuskan diri pada detail-detail kecil masalah, yang membuat individu sulit untuk melihat gambaran besar, serta meningkatnya emosi negatif seperti kekhawatiran dan stres. Dampak dari overthinking dapat menyebar bukan hanya pada kesehatan mental, menyebabkan gangguan psikis dan emosional seperti depresi dan kecemasan, tetapi juga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan fisik seperti insomnia dan peningkatan tekanan darah.

Sebaliknya, mindfulness adalah praktik yang berkontribusi terhadap kesejahteraan mental dengan meningkatkan kesadaran individu terhadap momen saat ini tanpa penilaian. Definisi mindfulness mencakup kesadaran penuh terhadap perasaan dan pikiran yang dialami saat ini, serta penerimaan terhadap kondisi pikiran tanpa berusaha mengubahnya. Karakteristik dari mindfulness juga mencakup penurunan reaktivitas emosional, yang dapat membantu individu menjadi lebih tenang dan berpikir jernih dalam pengambilan keputusan.

Overthinking dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan dalam konteks kehidupan modern, beberapa penyebab yang paling umum adalah perfeksionisme, ketakutan gagal, serta tekanan sosial dan media. Perfeksionisme mengacu pada pola pikir di mana individu merasa bahwa mereka harus mencapai standar yang tidak realistis, yang sering kali disertai dengan rasa takut akan kegagalan. Ketidakmampuan untuk menerima hasil yang tidak sempurna memperburuk siklus berpikir berlebihan, di mana individu terus-menerus merenungkan cara terbaik untuk mencapai kesempurnaan.

Tekanan sosial dan media juga berkontribusi secara signifikan terhadap fenomena overthinking. Dalam dunia yang semakin terhubung, individu sering merasa perlu mengadaptasi diri dengan standar yang ditetapkan oleh masyarakat atau lingkungan mereka, yang sering kali ditampilkan melalui media sosial. Contoh pola pikir seperti "harus sempurna" dan "apa kata orang" menciptakan sandwich psikologis yang membuat individu merasa terjebak dalam siklus berpikir berlebihan. Ketika individu mengalami tekanan tersebut, hal ini bisa memperburuk kualitas hidup karena mereka lebih fokus pada potensi kesalahan daripada pada pencapaian itu sendiri. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan memahami penyebab di balik overthinking menjadi langkah awal yang krusial dalam mengembangkan strategi untuk mitigasi dampak negatif yang ditimbulkannya.

  • Tarik Napas Mendalam dan Grounding
    Teknik pernapasan mendalam sangat efektif untuk membawa kesadaran kembali ke tubuh dan memberikan rasa ketenangan. Saat merasa cemas atau terjebak dalam siklus overthinking, individu bisa meluangkan waktu sejenak untuk melakukan beberapa tarik napas yang dalam. Pernapasan yang sadar dapat mengurangi respons stres tubuh, mengalihkan fokus dari pikiran cemas ke proses pernapasan itu sendiri. Metode grounding juga berfokus pada mengalihkan perhatian ke panca indera, dengan cara merasakan sentuhan tanah di bawah kaki atau tekstur benda di tangan.
  • Identifikasi Pemicu
    Langkah penting dalam mengatasi overthinking adalah dengan menyadari situasi atau pikiran spesifik yang memicu kecemasan. Pemicu situasi atau perasaan yang menyebabkan overthinking dapat membantu individu untuk lebih berfokus dan membuat rencana untuk menghadapi pemicu tersebut. Kesadaran ini memungkinkan individu untuk menjadi lebih proaktif dalam mengelola pikiran sebelum mereka berkembang menjadi kecemasan yang berlebihan.
  • Reframe Pikiran
    Salah satu cara efektif untuk mengatasi overthinking adalah dengan mengalihkan pikiran dari pertanyaan negatif seperti "kenapa ini terjadi?" ke pertanyaan pembelajaran seperti "apa yang bisa saya pelajari dari situasi ini?" Teknik ini dapat membantu individu memperoleh perspektif baru dan lebih konstruktif tentang permasalahan yang dihadapi. Selain itu, penting untuk menghentikan penggunaan kata-kata absolut seperti “selalu” atau "tidak pernah", yang cenderung memperkuat pikiran negatif. Mengubah kalimat ekstrem menjadi lebih realistis dapat membantu mengurangi beban emosional yang terkait dengan pikiran tersebut.
  • Latihan Fokus Saat Ini
    Meditasi singkat merupakan salah satu teknik mindfulness yang sangat berguna untuk mengurangi overthinking. Praktik ini dapat melibatkan fokus pada indera yang aktif, seperti merasakan aroma, suara, atau sensasi fisik dari tubuh. Latihan meditasi selama beberapa menit setiap hari dapat memberikan ketenangan dan membantu individu terhubung kembali dengan momen saat ini.
  • Alihkan Perhatian ke Tindakan Konkrit
    Melakukan hal-hal kecil yang konkret dapat membantu memecah siklus berpikir berlebihan. Aktivitas seperti menulis jurnal, berbicara dengan teman, atau melakukan gerakan fisik yang sederhana dapat mengalihkan perhatian dari pikiran negatif. Tindakan tersebut dapat membantu individu merasa lebih terhubung dengan diri mereka sendiri dan lingkungan, serta mengurangi perasaan terasing.
  • Terima dan Lepaskan
    Akhirnya, langkah penting dalam praktik mindfulness adalah mengakui dan melepaskan pikiran tanpa penilaian. Menyadari pikiran yang muncul dan membiarkannya berlalu seperti awan di langit akan membantu individu mengurangi ketegangan yang sering dihasilkan oleh overthinking. Hal ini sesuai dengan prinsip mindfulness yang menekankan pentingnya menerima pengalaman saat ini tanpa menghakimi.

Overthinking adalah tantangan mental yang signifikan dalam kehidupan modern yang dapat mengganggu kesehatan mental, produktivitas, dan kualitas hidup. Melalui pengenalan dan pemahaman tentang penyebab utama seperti perfeksionisme, ketakutan gagal, dan tekanan sosial/media, individu dapat lebih sadar akan pola pikir mereka sendiri. Penerapan strategi mindfulness, seperti menarik napas dalam, identifikasi pemicu, reframing pikiran, dan penerimaan tanpa penilaian, dapat menawarkan alat yang efektif untuk mengurangi overthinking. Dengan memanfaatkan teknik-teknik mindfulness ini, individu dapat membangun ketahanan mental dan emosional yang lebih baik, serta meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi pembaca untuk menerapkan praktik ini dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjalani hidup yang lebih seimbang dan memuaskan.

Referensi :
Aghata, A. (2024). The Phenomenon of Overthinking in Generation Z: A Cognitive Psychology Perspective. Ijfsr, 1(1), 1–7. https://doi.org/10.71364/ijfsr.v1i1.1
Hussain, A. R. (2021). Overthinking in Producing Arts and Crafts: &Amp;lt;br/&Amp;gt;A Metacognitive Analysis. Art and Design Review, 09(03), 284–290. https://doi.org/10.4236/adr.2021.93023
Morón, D. A., Soler, J., & Cebolla, A. (2022). Meditators’ Non-Academic Definition of Mindfulness. Mindfulness, 13(6), 1544–1554. https://doi.org/10.1007/s12671-022-01899-3
Wati, A. P., Rohman, M. A., & Pahlevi, A. S. (2023). Buku Edukatif Berbasis Ilustrasi Sebagai Referensi Antisipasi Overthink. JITPro, 1(2), 62–71. https://doi.org/10.17977/um084v1i22023p62-71
Yolanda, A., & Sari, R. M. (2022). The Effect of Excessive Social Media Communication on Student’s Mental Health. NMMC. https://doi.org/10.7176/nmmc/101-09
Yulianti, N. M. R., & Juniartha, M. G. (2022). Pranayama Nadi Sodhana Untuk Meredakan Overthinking. Maha Widya Duta Jurnal Penerangan Agama Pariwisata Budaya Dan Ilmu Komunikasi, 6(1), 58. https://doi.org/10.55115/duta.v6i1.1990

Penulis : Ajeng Diah Hartawati M.Psi, Psikolog