3 Momen yang Memunculkan Karakter Pemimpin yang Sebenarnya

Dalam pengembangan kepemimpinan, sering kali terdapat pemahaman yang keliru mengenai indikator-indikator yang digunakan untuk menilai potensi seorang pemimpin. Kebanyakan penilaian terfokus pada aspek formal seperti jabatan dan pencapaian pendidikan. Namun, potensi kepemimpinan sejati sering kali ditemukan dalam konteks yang lebih mendalam seperti kemampuan analitis, ketangkasan dalam belajar, dorongan untuk mencapai tujuan, serta kepemimpinan yang muncul. Dalam keadaan krisis atau situasi ekstrem, individu yang sebelumnya dianggap kurang berpengalaman bisa memperlihatkan kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemimpin yang lebih mapan, karena mereka mampu beradaptasi dan mengambil keputusan yang bijaksana.

Keberhasilan pemimpin dalam situasi krisis menunjukkan pentingnya keterampilan interpersonal dan emosional yang mendalam, terutama dalam manajemen stres dan penguatan tim. Gaya kepemimpinan yang penuh kasih dapat membantu orang-orang di bawah tekanan untuk merasa lebih aman dan diperhatikan, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk berkembang. Ini menunjukkan bahwa sering kali pandangan kita tentang kepemimpinan terfokus terlalu sempit pada pencapaian yang terlihat, padahal potensi kepemimpinan sejati dapat muncul dari kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan merespons kebutuhan tim dalam situasi yang penuh tantangan.

Lebih lanjut, pengembangan kepemimpinan yang efektif di lembaga pendidikan tinggi menunjukkan bahwa refleksi dan pembelajaran dari pengalaman adalah esensial untuk pertumbuhan pemimpin. Program pengembangan kepemimpinan yang mendorong introspeksi dapat membantu para pemimpin untuk menilai kembali tindakan dan gaya kepemimpinan mereka dengan cara yang lebih inklusif dan responsif. Dengan demikian, penting untuk menciptakan lingkungan di mana para pemimpin dapat berlatih kepemimpinan yang melampaui norma-norma tradisional, berani mengambil risiko, dan bereksperimen dengan pendekatan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan tantangan kontemporer dalam organisasi mereka.

  • Ujian Ketangguhan dan Ketajaman Fokus
    Krisis merupakan kondisi di mana terdapat tekanan tinggi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kegagalan sistem, perubahan pasar yang drastis, atau bencana organisasi. Pada saat seperti ini, individu sering kali menghadapi ketidakpastian yang dapat memicu respons emosional yang ekstrem, seperti panik, ketakutan, atau bahkan kebingungan. Dalam situasi ini, banyak orang memilih untuk mundur atau diam, sedangkan hanya segelintir orang yang mampu bertindak dengan tenang dan efektif. Kemampuan untuk muncul sebagai pemimpin sejati dalam situasi krisis menjadi sangat penting, karena keputusan yang diambil bisa berdampak langsung terhadap kelangsungan organisasi dan kesejahteraan tim.

    Dalam mengidentifikasi karakteristik pemimpin yang efektif dalam situasi krisis, ada beberapa indikator penting yang dapat dilihat. Pertama, seorang calon pemimpin tidak mudah terbawa suasana emosional. Mereka berfungsi sebagai jangkar emosional bagi timnya, mampu memberikan stabilitas di tengah keguncangan. Keberadaan individu seperti ini tidak hanya membantu tim meredakan kepanikan, tetapi juga menjaga fokus pada tanggung jawab utama mereka. Kedua, pemimpin yang baik juga mampu mengambil keputusan cepat dan tepat. Dalam situasi yang genting, kemampuan untuk fokus pada solusi sangat diperlukan, menjauhi sikap menyalahkan satu sama lain, dan lebih mengutamakan keberlangsungan tim, sebaliknya menjaga semangat kerja tetap tinggi.

    Ketiga, pemimpin dalam krisis harus mampu melindungi dan menenangkan anggota tim. Hal ini mencakup mengambil alih komunikasi dan mengatur ekspektasi tim dengan jelas. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, menciptakan rasa aman dan kepercayaan di antara anggota tim menjadi sangat penting. Pemimpin yang efektif tidak hanya mengkomunikasikan informasi yang relevan, tetapi juga secara aktif mendengarkan kekhawatiran dan sugesti dari anggota timnya, sehingga semua orang merasa terlibat dan dihargai dalam proses pengambilan keputusan.

  • Menilai Integritas dan Kecerdasan Sosial
    Ketika individu diberikan otoritas, tanggung jawab, atau jabatan baru, watak asli dan nilai-nilai kepemimpinannya sering kali akan terungkap. Proses ini biasanya mencerminkan bagaimana seseorang mengelola kekuasaan yang diberikan kepada mereka. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa kekuasaan tidak hanya berdampak pada individu yang memegangnya, tetapi juga pada tim dan organisasi secara keseluruhan. Di titik ini, perilaku pemimpin dapat menjadi faktor krusial dalam menentukan arah, budaya kerja, serta dinamika kelompok. Dengan kata lain, ambang batas antara kepemimpinan yang efektif dan kepemimpinan yang merusak sangat tipis dan sering kali bergantung pada seberapa baik pemimpin tersebut mengelola kekuasaan dan tanggung jawabnya.

    Dalam konteks dinamika kekuasaan, beberapa indikator utama kepemimpinan yang efektif dapat diidentifikasi. Pertama, cara pemimpin menggunakan wewenang sangat berpengaruh. Pemimpin sejati tidak menggunakan kekuasaan untuk mengontrol orang lain, melainkan untuk mengarahkan dan mendukung anggota tim agar dapat berkontribusi secara maksimal. Dalam hal ini, penting bagi pemimpin untuk tidak mengambil pujian secara egois, melainkan mendorong pengakuan kolektif terhadap pencapaian tim. Dengan cara ini, pemimpin membangun rasa kepemilikan di antara anggota tim dan meningkatkan solidaritas di dalam kelompok.

    Kedua, pemimpin yang baik akan berusaha untuk mengangkat orang lain dalam proses kolaboratif. Mereka memastikan bahwa setiap anggota tim tumbuh dan belajar dari proyek bersama, berperan sebagai mentor daripada sekadar atasan. Peran ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi anggota tim untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan, tetapi juga memfasilitasi lingkungan belajar yang kondusif. Ketiga, konsistensi nilai dan integritas merupakan aspek penting dalam kepemimpinan. Pemimpin yang benar menjaga rendah hati bahkan ketika berada dalam posisi tinggi dan tidak tergoda untuk menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi. Standar etika yang tinggi ini menjadi landasan kepercayaan antara pemimpin dan timnya.

  • Masa Perubahan Transformasional: Menggali Inovasi dan Optimisme
    Masa perubahan transformasional dalam sebuah organisasi sering kali ditandai oleh pergeseran besar seperti merger, restrukturisasi, digitalisasi, atau peralihan strategi bisnis. Selama masa perubahan ini, organisasi menghadapi tantangan yang signifikan, baik dalam hal kebijakan internal maupun kesehatan budaya kerja. Individu dan tim di dalam organisasi diwajibkan untuk beradaptasi dengan kondisi baru yang mungkin sangat berbeda dari yang mereka kenal sebelumnya. Oleh karena itu, kepemimpinan transformasional memainkan peran penting dalam mengelola dan memotivasi tim untuk tetap fokus dan optimis selama periode yang penuh ketidakpastian ini.

    Salah satu indikator utama kepemimpinan yang efektif selama masa perubahan adalah kemampuan untuk menyambut perubahan sebagai peluang. Pemimpin yang baik melihat sisi positif dari transisi, bertindak sebagai agen perubahan yang aktif dan tidak menghalangi proses tersebut. Mereka mendorong eksperimen dan ide baru, bahkan menginspirasi tim untuk mencoba pendekatan inovatif dalam menghadapi tantangan. Dengan membangun budaya inovatif, pemimpin menciptakan lingkungan di mana setiap anggota merasa diperbolehkan untuk berkontribusi dengan ide-ide kreatif mereka.

    Selain itu, pemimpin yang sukses juga berfungsi sebagai jembatan antar generasi atau divisi. Mereka mampu memediasi perbedaan pandangan dan menjaga kolaborasi di antara tim yang beragam. Keterampilan tersebut sangat penting, terutama dalam organisasi yang memiliki berbagai latar belakang dan keahlian, di mana pemimpin harus mampu menyelaraskan berbagai sudut pandang menuju tujuan bersama. Dengan melakukan hal ini, pemimpin tidak hanya memfasilitasi komunikasi yang efektif tetapi juga memperkuat ikatan tim yang beragam.

Dalam era yang terus berkembang ini, kepemimpinan yang efektif menjadi sangat penting, terutama ketika organisasi menghadapi tantangan signifikan seperti krisis, perubahan dinamis, dan transformasi besar. Pemimpin yang baik bukan hanya mampu mengambil keputusan dalam situasi yang sulit, tetapi juga mampu mengelola dinamika kekuasaan dengan integritas, serta melihat perubahan sebagai peluang untuk inovasi dan pertumbuhan. Dengan menunjukkan kemampuan untuk menyambut perubahan, mendorong eksperimen, dan menjadi jembatan antar tim atau generasi, pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang positif, kolaboratif, dan siap menghadapi tantangan. Oleh karena itu, menilai dan mengembangkan sifat-sifat kepemimpinan ini sangat penting untuk membangun organisasi yang resilient dan produktif di masa depan.

Referensi :
Bayraktar, S., & Jiménez, A. (2020). Self-Efficacy as a Resource: A Moderated Mediation Model of Transformational Leadership, Extent of Change and Reactions to Change. Journal of Organizational Change Management, 33(2), 301–317. https://doi.org/10.1108/jocm-12-2018-0368
Frantz, J., Lawack, V., & Rhoda, A. (2020). Reflections of Academic and Professional Leaders on Leadership in a Higher Education Institution. Sa Journal of Human Resource Management, 18. https://doi.org/10.4102/sajhrm.v18i0.1373
McLeod, S., & Dulsky, S. (2021). Resilience, Reorientation, and Reinvention: School Leadership During the Early Months of the COVID-19 Pandemic. Frontiers in Education, 6. https://doi.org/10.3389/feduc.2021.637075
Musaigwa, M., & Kalitanyi, V. (2023). Examining the Leadership Approaches Adopted by Fintech Management When Implementing Organizational Change Prompted by Digital Transformation. Technology Audit and Production Reserves, 4(4(72)), 20–27. https://doi.org/10.15587/2706-5448.2023.286627
Oruh, E. S., Mordi, C., Dibia, C., & Ajonbadi, H. A. (2021). Exploring Compassionate Managerial Leadership Style in Reducing Employee Stress Level During COVID-19 Crisis: The Case of Nigeria. Employee Relations, 43(6), 1362–1381. https://doi.org/10.1108/er-06-2020-0302
Soe, S. (2024, December 22). I’m with you on that, Pepper Wilson. Pressure, authority, and change. . . | Sunjoyo Soe [Online forum post]. https://www.linkedin.com/posts/sunjoyo-soe_when-was-the-last-time-you-completely-changed-activity-7276507985365889024-3Jel/?utm_source=combined_share_message&utm_medium=member_desktop_web
Triwiyanto, T., Nurabadi, A., Arafik, M., Pramono, P., Fadhli, N. R., Amini, R., Maulinda, A., Burham, A. S. I., Ubaidillah, E., & Hung, M. (2023). Deeper Learning in Leadership to Help High School Students Find Potential. 314–325. https://doi.org/10.2991/978-2-494069-95-4_37
Yeap, S. B., Abdullah, A. G. K., & Thien, L. M. (2020). Lecturers’ Commitment to Teaching Entrepreneurship: Do Transformational Leadership, Mindfulness and Readiness for Change Matter? Journal of Applied Research in Higher Education, 13(1), 164–179. https://doi.org/10.1108/jarhe-12-2019-0311

Penulis : Erna Susilowati
Editor : Ajeng Diah Hartawati M.Psi, Psikolog