How To Build Resililence with Purpose

Ketahanan, menurut definisi APA, merupakan proses adaptasi yang efektif dalam menghadapi situasi sulit seperti trauma, tragedi, dan tekanan signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Definisi ini menegaskan bahwa ketahanan tidak hanya berhubungan dengan kemampuan mengatasi stres, tetapi juga mencakup upaya proaktif dalam mengembangkan strategi untuk menghadapi perubahan dan tantangan. Pendekatan tersebut penting untuk membangun keseimbangan psikologis dan emosional yang mendukung kinerja individu dalam berbagai konteks, baik secara personal maupun profesional. Misalnya, pengalaman dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan yang tangguh dapat meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat pada situasi bisnis maupun kehidupan sehari-hari.

Selain itu, membangun ketahanan memiliki peran sentral dalam menciptakan kesejahteraan mental yang kondusif untuk menghadapi tekanan dalam lingkungan kerja maupun dalam kehidupan pribadi. Strategi-strategi seperti manajemen stres, mindfulness, dan pengaturan emosi telah terbukti efektif dalam membantu individu mengelola tekanan dan menjaga kestabilan psikologis. Dalam konteks organisasi, dukungan yang dirasakan dari lingkungan kerja juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan adaptabilitas karyawan, yang pada akhirnya memperkuat ketahanan mereka dalam menghadapi tuntutan dan persaingan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk tidak hanya mengandalkan kekuatan internal, tetapi juga memanfaatkan sumber daya eksternal guna membangun ketahanan yang komprehensif dan berkelanjutan.

  • Memahami Ketahanan
    Ketahanan bukanlah sifat bawaan, melainkan keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan melalui pengalaman dan latihan yang terstruktur. Proses pembelajaran keterampilan seperti berpikir kritis menunjukkan bahwa kemampuan ini perlu diasah melalui latihan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas individu dalam mengelola tantangan hidup. Peningkatan kapasitas pemuda pelajar dalam menghadapi bencana tidak terjadi secara otomatis, melainkan melalui program pelatihan yang membangun wawasan serta kemampuan mereka untuk mengidentifikasi dan mengelola berbagai risiko secara efektif.

    Peran ketahanan dalam membantu individu mengatasi dan bangkit dari kesulitan sangatlah krusial karena ketahanan berfungsi sebagai fondasi dalam mengelola stres dan tekanan situasional. Dengan mengembangkan keterampilan yang telah dipelajari, individu dapat merespons berbagai dinamika dan tantangan dengan cara yang lebih adaptif dan strategis. Peningkatan kemampuan berpikir kritis, yang merupakan bagian integral dari proses pembelajaran keterampilan, memungkinkan individu untuk menganalisis situasi secara mendalam dan menemukan solusi kreatif dalam menghadapi permasalahan. Program peningkatan kapasitas yang diterapkan dalam konteks pelatihan menghadapi bencana juga menunjukkan bagaimana intervensi terarah dapat memperkuat kepercayaan diri dan kesiapan individu untuk bangkit kembali dari tekanan dan kesulitan.

  • Strategi Membangun Ketahanan dengan Tujuan
    • Menemukan Makna dan Tujuan Hidup
      Strategi membangun ketahanan dengan tujuan dapat dimulai dengan menemukan makna dan tujuan hidup yang mendasari setiap aktivitas sehari-hari. Menetapkan tujuan yang bermakna memberikan arah dan motivasi, di mana individu diberdayakan untuk menghubungkan aktivitas mereka dengan nilai-nilai pribadi. Menurut Haryanto, kecerdasan spiritual yang melibatkan pencarian makna dalam hidup merupakan salah satu kunci dalam mengelola stres dan menghadapi tantangan. Studi oleh Utami juga menunjukkan bahwa penderita kanker payudara pasca mastektomi berhasil menemukan makna hidup baru yang memperkuat ketahanan mereka, yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan mental serta proses pemulihan diri.
    • Mengembangkan Pola Pikir Positif
      Mengembangkan pola pikir positif merupakan strategi penting lainnya, di mana latihan untuk melihat sisi positif dari setiap situasi dapat mengubah respons terhadap stres dan menghadapi tekanan. Penggunaan afirmasi yang membangun dan sikap optimis dapat membantu individu menggantikan pikiran negatif dengan perspektif yang lebih konstruktif. Dalam konteks ini, Haryanto menekankan bahwa kecerdasan spiritual tidak hanya membantu individu dalam menemukan makna hidup, tetapi juga dalam membina sikap positif yang mendasari respons adaptif terhadap tekanan. Penemuan yang dilakukan oleh Utami turut mengindikasikan bahwa penerimaan kondisi dan penyesuaian pola pikir, khususnya pada individu yang mengalami krisis kesehatan, dapat memperkuat resilien melalui konstruksi persepsi positif.
    • Membangun Hubungan Sosial yang Kuat
      Membangun hubungan sosial yang kuat adalah strategi utama dalam ketahanan, di mana dukungan keluarga, teman, dan komunitas berperan sebagai penopang emosional saat menghadapi tantangan. Keterlibatan dalam hubungan sosial yang mendukung dapat mendorong individu untuk menemukan kebermaknaan hidup, terutama bagi mereka yang pernah mengalami kekerasan atau trauma. Kedekatan hubungan sosial ini menyediakan sumber kekuatan dan dukungan praktis yang dapat membantu seseorang bertahan dan bangkit dalam situasi sulit. Selain itu, pengalaman yang didokumentasikan oleh Utami menunjukkan bahwa hubungan interpersonal yang erat dapat memfasilitasi proses pemulihan dan pencarian makna baru dalam hidup.
    • Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
      Menjaga kesehatan fisik dan mental merupakan pilar strategis untuk membangun ketahanan. Rutin berolahraga, tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi merupakan fondasi bagi kesehatan tubuh, yang pada gilirannya mendukung kesehatan mental dan emosional. Gaya hidup sehat, dengan perhatian khusus pada kualitas tidur dan pola makan seimbang, memiliki kontribusi signifikan terhadap kesehatan mental, terutama pada pekerja kantoran yang rentan terhadap stres. Praktik mindfulness dan relaksasi juga merupakan metode yang efektif dalam mengelola tekanan sehari-hari yang berpotensi mengganggu kestabilan emosi.
    • Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah
      Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dengan pendekatan yang terstruktur merupakan aspek penting dalam meningkatkan adaptasi terhadap tantangan. Pendekatan sistematis dalam menghadapi persoalan membantu individu mengidentifikasi masalah secara tepat, merancang solusi yang efektif, dan belajar dari pengalaman yang telah dilalui. Meskipun penelitian ini menjelaskan pengaruh kepemimpinan dalam konteks kinerja, tidak ada penekanan langsung tentang pemecahan masalah. Oleh karena itu, penting untuk mengaitkan keterampilan pemecahan masalah dengan referensi yang lebih sesuai atau melakukannya tanpa menyebutkan referensi tersebut.

Berdasarkan paparan strategi membangun ketahanan dengan tujuan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan ketahanan bukan hanya merupakan kapasitas bawaan, melainkan keterampilan yang dapat diasah melalui pendekatan holistik dan konsisten, seperti menemukan makna hidup, mengembangkan pola pikir positif, membangun hubungan sosial yang mendukung, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Pendekatan terintegrasi tersebut memungkinkan individu untuk merespon tekanan dan tantangan dengan lebih adaptif, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan mendorong pertumbuhan pribadi dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Referensi :
American Psychological Association. (2024, December 21). How to build resilience with purpose | American Psychological Association | 20 comments [Online forum post]. https://www.linkedin.com/posts/american-psychological-association_how-to-build-resilience-with-purpose-activity-7276318760855076864-PCe6/?utm_source=combined_share_message&utm_medium=member_desktop_web
Hardyanto, F., Suprapto, S. I., & Wardani, R. (2024). Pengaruh Tingkat Kepemimpinan Dan Tingkat Stres Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Daerah Kabupaten Nganjuk 2023. Ikesma, 20(1), 18. https://doi.org/10.19184/ikesma.v20i1.43103
Haryanto, S. (2023). Urgensi Kecerdasan Spiritual Dalam Pencegahan Stres Pendekatan Bimbingan Dan Konseling. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(6), 8000–8008. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i6.5904
Hutagalung, S. S., Hermawan, D., Nurdin, B. V, & Faedlulloh, D. (2021). Peningkatan Kapasitas Pemuda Pelajar Dalam Menghadapi Bencana Di Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung. Jurnal Sumbangsih, 2(1), 44–52. https://doi.org/10.23960/jsh.v2i1.31
Putri, A. E., & Laeli, S. (2024). Membangun Resiliensi Sepanjang Rentang Kehidupan:  Strategi Menghadapi Tantangan Dan Tekanan. Karimahtauhid, 3(6), 6846–6854. https://doi.org/10.30997/karimahtauhid.v3i6.13871
Putri, T. D., Azliyanti, E., Utami, W., Putri, R. A., Nikmah, I. M., & Julia, J. (2024). Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Mandiri Dan Berfikir Inovatif Melalui Pemberian Pengalaman Nyata Pada Siswa Sma N 1 Gunung Talang Kabupaten Solok. Diklat Review Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan, 8(3), 340–344. https://doi.org/10.35446/diklatreview.v8i3.1908
Rachmawati, M., & Herdiana, I. (2024). Kebermaknaan Hidup?: Sebuah Studi Kualitatif Pada Perempuan Dengan Pengalaman Kekerasan Fisik Dari Suami. Jurnal Abdi Insani, 11(1), 177–187. https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v11i1.1424
Utami, D. D. (2021). Makna Hidup Penderita Kanker Payudara Pasca Mastektomi. Acta Psychologia, 1(1), 23–33. https://doi.org/10.21831/ap.v1i1.43305
Wilanda, A., Mubarok, A., Suprayitno, E., Sumarni, S., & Imran, S. (2024). Pengaruh Gaya Hidup Sehat, Kualitas Tidur, Dan Pola Makan Terhadap Tingkat Kesehatan Mental Pada Pekerja Kantoran Di Jawa Barat. Jurnal Multidisiplin West Science, 3(01), 69–77. https://doi.org/10.58812/jmws.v3i01.946

Penulis : Ajeng Diah Hartawati M.Psi, Psikolog