Ketika Memiliki Atasan yang Toxic

Memiliki atasan atau leader yang "beracun" atau toxic bisa menjadi salah satu tantangan terberat di tempat kerja, membuat tidak nyaman, dan bisa menjadi alasan yang kuat untuk resign, meninggalkan pekerjaan, atau tidak semangat untuk bekerja. Akan tetapi, terkadang ada situasi dan kondisi yang membuat tetap harus bertahan dan memberikan perfoema terbaik kita meskipun dalam keadaan tidak nyaman tersebut, seperti karena terikat kontrak kerja, tanggungjawab profesionalitas, ataupun kebutuhan akan pekerjaan sebagai pemasukan keuangan,

Jika kamu berada dalam situasi ini, solusi terbaik bukanlah resign, melainkan melakukan pemisahan mental dan emosional dari perilaku negatif tersebut. Hal ini akan membantu Kamu melindungi diri, tetap profesional, dan menjaga kesejahteraan Kamu. Berikut tips cara menghadapi manajer Toxic tanpa harus resign, 10 strategi jitu untuk kesehatan mental dan karier kamu menghadapi atasan beracun:

  1. Kurangi Interaksi Langsung. Gunakan email atau pesan teks untuk komunikasi sesering mungkin. Cara ini dapat menciptakan jarak yang sehat dan memberikan Kamu catatan tertulis tentang setiap percakapan.
  2. Berikan Pembaruan Secara Proaktif. Laporkan kemajuan proyek Kamu secara teratur sebelum manajer memintanya. Langkah ini efektif untuk mengurangi kecenderungan mereka melakukan micromanage atau mengawasi setiap detail pekerjaan Kamu.
  3. Tetapkan Batasan yang Tegas. Jika Kamu dihubungi di luar jam kerja, sampaikan ketersediaan Kamu dengan sopan. Menetapkan batasan jelas adalah cara penting untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.
  4. Arahkan Umpan Balik Negatif. Saat manajer Kamu memberikan kritik berlebihan, mintalah saran spesifik tentang bagaimana Kamu bisa meningkatkan kinerja. Hal ini bisa mengubah kritik yang tidak membangun menjadi diskusi yang lebih produktif.
  5. Bangun Jaringan Dukungan. Terhubunglah dengan rekan kerja yang suportif. Memiliki orang-orang yang bisa memberikan dorongan dan pemahaman akan sangat membantu Kamu melewati masa-masa sulit.
  6. Jangan Anggap Masalah Pribadi. Penting untuk diingat bahwa perilaku beracun sering kali berasal dari rasa tidak aman mereka sendiri, bukan karena kinerja Kamu. Memisahkan diri dari perilaku tersebut akan melindungi emosi Kamu.
  7. Latih Keterampilan Mendengarkan Aktif. Coba ulangi kekhawatiran mereka kembali dalam kalimat Kamu sendiri. Ini menunjukkan bahwa Kamu mendengarkan, meredakan ketegangan, dan berpotensi membuat mereka merasa didengarkan.
  8. Siapkan Diri Menghadapi Umpan Balik Negatif. Antisipasi kemungkinan adanya komentar negatif dan latih respons yang tenang. Dengan begitu, Kamu lebih siap secara emosional dan tidak mudah terpancing.
  9. Prioritaskan Kesejahteraan Kamu. Fokus pada perawatan diri, seperti beristirahat, berolahraga, atau melakukan hobi. Istirahat teratur sangat penting untuk mengisi ulang energi dan menjaga ketahanan mental.
  10. Jaga Opsi Karier Tetap Terbuka. Teruslah memperluas jaringan profesional dan memperbarui CV Kamu. Mengetahui bahwa Kamu memiliki pilihan lain dapat memberikan rasa aman dan kontrol atas masa depan Kamu.

Ingat, perilaku toxic dari seorang manajer tidak mendefinisikan nilai diri atau karier Kamu. Kamu memiliki kekuatan untuk mengendalikan situasi, belajar dari pengalaman tersebut, dan keluar sebagai individu yang lebih kuat. Toksisitas mereka adalah masalah mereka, bukan masalah Kamu.

Penulis: Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog