Mengenal dan Cara Mengatasi Burnout

Burnout merupakan kondisi psikologis yang ditandai oleh kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan pencapaian pribadi, yang dapat berdampak signifikan terhadap produktivitas dan kesejahteraan individu. Penelitian menunjukkan bahwa burnout dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja, efisiensi operasional, dan bahkan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti PTSD dan ide bunuh diri.

Ali Abdaal dalam bukunya "Feel Good Productivity" mengidentifikasi tiga jenis burnout yang berbeda, yaitu burnout emosional, burnout fisik, dan burnout mental. Berdasarkan jenis-jenis burn out tersebut, perlu diketahui bahwa untuk memahami jenis-jenis burnout ini juga sangat penting karena masing-masing memerlukan pendekatan dan strategi penanganan yang berbeda.

  • Overload Burnout
    Overload burnout adalah kondisi yang muncul ketika individu dihadapkan pada terlalu banyak tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan, yang sering kali mengakibatkan kelelahan ekstrem dan perasaan kewalahan. Penelitian menunjukkan bahwa overload kerja merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap munculnya burnout, terutama di kalangan profesional seperti tenaga medis dan pengajar. Dalam konteks ini, individu yang mengalami overload burnout sering kali merasa terjebak dalam siklus tugas yang tidak ada habisnya, yang pada gilirannya dapat memicu masalah kesehatan mental yang lebih serius.           

    Untuk mengatasi overload burnout, penting bagi individu untuk menerapkan strategi manajemen tugas yang efektif. Salah satu langkah awal yang dapat diambil adalah membuat daftar tugas yang harus diselesaikan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa delegasi tugas dapat mengurangi beban kerja dan membantu individu merasa lebih terkontrol atas situasi mereka, sehingga mengurangi risiko burnout.

    Pentingnya memahami dan mengatasi overload burnout tidak bisa diremehkan, terutama dalam lingkungan kerja yang menuntut. Dengan menerapkan strategi yang tepat, individu dapat mengurangi dampak negatif dari overload burnout dan meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas mereka. Oleh karena itu, penerapan teknik manajemen tugas yang efektif dan delegasi yang bijaksana menjadi kunci untuk mengatasi overload burnout dan mencapai keseimbangan kerja yang lebih baik.

  • Depletion Burnout
    Depletion burnout adalah kondisi yang muncul akibat kurangnya istirahat dan pemulihan yang memadai, yang dapat menguras energi individu secara signifikan. Tanda-tanda depletion burnout sering kali meliputi mudah lelah, kehilangan motivasi, dan kesulitan dalam menikmati aktivitas sehari-hari. Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri dapat memperburuk kondisi kesehatan mental dan fisik, sehingga meningkatkan risiko burnout. Dalam konteks ini, individu yang mengalami depletion burnout mungkin merasa terjebak dalam rutinitas yang melelahkan, tanpa kesempatan untuk mengisi ulang energi mereka, yang pada akhirnya dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

    Untuk mengatasi depletion burnout, penting bagi individu untuk secara aktif menjadwalkan waktu istirahat di sela-sela pekerjaan. Penelitian menunjukkan bahwa istirahat yang teratur dapat membantu meningkatkan fokus dan produktivitas, serta mengurangi perasaan kelelahan. Selain itu, menemukan hobi yang menyenangkan dan tidak berhubungan dengan pekerjaan juga dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk bersantai dan mengalihkan perhatian dari beban kerja yang ada. Aktivitas yang menyenangkan ini dapat berfungsi sebagai bentuk pemulihan mental yang penting, membantu individu untuk kembali merasa termotivasi dan terlibat dalam pekerjaan mereka.

    Mengurangi rasa bersalah saat beristirahat juga merupakan langkah penting dalam mengatasi depletion burnout, karena istirahat adalah bagian integral dari produktivitas yang berkelanjutan. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang merasa tidak bersalah saat mengambil waktu untuk diri sendiri cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi dan risiko burnout yang lebih rendah. Dengan mengadopsi pendekatan yang lebih seimbang terhadap kerja dan istirahat, individu dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dan mencegah terjadinya burnout yang lebih parah di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan waktu istirahat yang cukup dalam rutinitas sehari-hari sebagai strategi untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.

  • Misalignment Burnout
    Misalignment burnout adalah kondisi yang terjadi ketika terdapat ketidaksesuaian antara pekerjaan yang dijalani dan nilai-nilai pribadi individu. Hal ini sering kali mengakibatkan kehilangan makna dalam pekerjaan, perasaan jenuh atau terjebak, serta rendahnya kepuasan kerja. Ketidakcocokan ini dapat menciptakan perasaan frustrasi dan ketidakpuasan yang mendalam, sehingga penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah ini.

    Salah satu cara untuk mengatasi misalignment burnout adalah dengan mengenali tujuan utama bekerja di tempat saat ini. Memahami alasan di balik pekerjaan yang dilakukan, atau menemukan "why" di balik aktivitas sehari-hari, dapat membantu individu untuk menghubungkan pekerjaan mereka dengan nilai-nilai pribadi yang lebih dalam. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan mereka cenderung lebih puas dan termotivasi dalam pekerjaan mereka, meskipun referensi yang tepat untuk klaim ini tidak ditemukan dalam sumber yang diberikan. Oleh karena itu, klaim ini perlu disampaikan tanpa dukungan referensi yang spesifik.

    Selain itu, penting untuk fokus pada kemajuan di tiga aspek utama kehidupan: pekerjaan, kesehatan, dan hubungan. Dengan menciptakan keseimbangan yang sehat antara ketiga aspek ini, individu dapat mengurangi dampak negatif dari misalignment burnout. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang mencakup pengembangan diri di berbagai bidang dapat membantu individu untuk mengatasi misalignment burnout dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik secara keseluruhan.

Burnout merupakan kondisi yang dapat memengaruhi produktivitas dan kesejahteraan individu secara signifikan, dengan tiga jenis utama yang diidentifikasi: overload burnout, depletion burnout, dan misalignment burnout. Setiap jenis burnout memiliki penyebab, tanda-tanda, dan strategi penanganan yang berbeda, yang memerlukan pemahaman mendalam untuk mengatasinya secara efektif. Dengan menerapkan strategi yang tepat, seperti manajemen tugas yang baik, penjadwalan waktu istirahat, dan menemukan makna dalam pekerjaan, individu dapat mengurangi risiko burnout dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, penting bagi individu dan organisasi untuk secara aktif mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap burnout guna mencapai keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Referensi :
Reinaldo, V. (2025, February 18). Vicario Reinaldo on LinkedIn: Tanda karyawan yang punya potensi besar adalah mereka yang punya learning. . . | 43 comments [Online forum post]. https://www.linkedin.com/posts/vicarioreinaldo_tanda-karyawan-yang-punya-potensi-besar-adalah-activity-7297427116730552322-pPlJ?utm_source=share&utm_medium=member_desktop&rcm=ACoAAFNYNFwBKaBuqXdg9t4MObqi6W6rFVCBTgs
Mu, H., Deng, Y., Li, Y., Xie, Q., Na, J., Mao, C., Geng, Y., Sun, W., Yan, L., & Pan, G. (2024). Cross-Sectional Study of the Association Between Burnout and Work Overload and Work-Life Imbalance Among Medical Personnel in Liaoning, China: Role of Specialty. BMJ Open, 14(6), e079304. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2023-079304
Raines, F. E., Aziz, S., Allen, K. S., Wuensch, K. L., Schoemann, A. M., & Meaden, J. (2023). Burning Both Ends: Examining Overload, Trait Motivation, and Burnout Through the Person-Environment Interaction. Journal of Organizational Psychology, 23(1). https://doi.org/10.33423/jop.v23i1.5867

Penulis : Erna susilowati
Editor : Ajeng Diah Hartawati M.Psi, Psikolog