The Relationship between Career Calling and Workaholism

Career Calling dan workaholism adalah dua konsep yang sering dibicarakan dalam diskusi tentang pekerjaan dan kesejahteraan individu. Kedua konsep ini sama-sama mencerminkan tentang komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan, namun keduanya memiliki motivasi dan konsekuensi yang berbeda.

Career calling adalah perasaan bahwa seseorang dilahirkan untuk melakukan pekerjaan tertentu. Seseorang yang merasakan career calling melihat pekerjaan yang mereka lakukan sebagai bagian penting dari indentitas dan hidup mereka, salah satunya adalah untuk berkontribusi kepada masyarakat. Ciri-ciri career calling adalah :

  1. Rasa tujuan
    Tidak hanya bekerja untuk mendapatkan materi namun pekerjaan akan dipandang sebagai misi hidup.
  1. Kepuasan intrinsik
    Seseorang akan merasa puas yang disebabkan karena pekerjaan itu sendiri, bukan karena dari imbalan eksternal.
  1. Motivasi internal
    Seorang career calling akan memiliki dorongan/motivasi yang berasal dari dalam diri bukan karena tekanan eksternal.

Workaholism atau kecanduan kerja adalah kondisi dimana seseorang merasa terdorong untuk bekerja secara berlebihan dan merasa cemas saat tidak bekerja. Perilaku ini sering berdampak pada ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ciri – ciri dari workaholism adalah :

  1. Memiliki jam kerja berlebihan
    Seorang workaholics akan menggunakan sebagian besar waktunya untuk bekerja, bahkan mereka rela untuk bekerja diluar jam kerja yang wajar.
  1. Pikiran terus menerus tentang pekerjaan
    Ketika diluar jam kerja mereka selalu memikirkan tentang pekerjaan. Hal ini sering menyebabkan seseorang tidak fokus ketika diajak berbicara hal lain selain pekerjaan.
  1. Kesulitan melepas pekerjaan
    Workaholics sering kali merasa cemas atau bersalah saat tidak bekerja.

Hubungan antara career calling dan workaholism sangatlah kompleks. Seseorang yang merasakan career calling mungkin dapat menunjukkan perilaku yang mirip dengan workaholism, misalnya bekerja berjam-jam dan sangat fokus pada pekerjaan mereka. Namun, keduanya memiliki perbedaan antara lain :

  1. Motivasi
    Career calling didasari oleh rasa tujuan dan makna dari pekerjaan, sedangkan workaholism didorong oleh kebutuhan untuk menghindari perasaan negative atau tekanan eksternal.
  1. Kesejahteraan psikologis
    Career calling dikaitkan dengan kesejahteraan psikologi yang baik dan kepuasan hidup yang tinggi, sedangkan workaholism dikaitkan dengan stress, kelelahan, dan masalah kesehatan mental.
  1. Keseimbangan hidup
    Seorang career calling lebih mampu menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, sedangkan workaholics sering mengorbankan aspek kehidaupan demi pekerjaan.

Biasanya career calling memiliki kepuasan kerja yang tinggi karena merasa pekerjaan mereka bermakna dan memiliki kesejahteraan psikologis yang baik. Sebaliknya, workaholism dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk fisik dan mental. Selain itu, workahilics sering mengalami masalah dalam hubungan sosial dan keluarga yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Kedua konsep ini menunjukkan komitmen tinggi terhadap pekerjaan. Yang membedakan adalah motivasi dan dampak pada kesejahteraan individu. Penting bagi individu dan perusahaan untuk memahami perbedaan ini dan dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung antara keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Penulis : Lintang Rizka Ramadhani, S.Psi
Penyunting : Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog

Referensi:
https://www.researchgate.net/publication/374563194_The_Relationship_between_Career_Calling_and_Workaholism_The_Mediating_Role_of_Career_Orientation
https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/197651