5 Kesahalan Ketika Memberi Feedback
Memberikan feedback atau umpan balik yang efektif merupakan keterampilan penting dalam skill kepemimpinan. Namun, kita sering terjebak pada kesalahan-kesalahan tertentu yang dapat mempengaruhi hubungan dengan tim dan hasil kerja. Selain itu, memberikan feedback kepada rekan kerja, bawahan ataupun atasan dapat menjadi sumber stress karena beberapa alasan yang berkaitan dengan dinamika interpersonal dan tanggung jawab managerial. Terkadang muncul pemikiran seperti apakah yakin feedback yang diberikan sudah konstruktif atau membangun, khawatir tim malah menjadi demotivasi, dan bahkan tidak siap dengan respons negatif. Alih-alih memberikan masukan yang membangun namun yang sampai pada tim adalah hal negatif. Berikut adalah kesalahan – kesalahan yang sering terjadi sehingga membuat feedback kita tidak diterima dengan baik oleh orang lain :
- Belum mendapat kepercayaan orang lain
Tugas pertama sebelum kita memberikan feedback adalah melakukan building trust atau membangun kepercayaan. Hal ini memiliki peran yang krusial dalam memastikan umpan balik yang kamu berikan akan diterima secara positif dan efektif. Building trust yang sudah terbangun dapat membuat lingkungan lebih terbuka, keterbukaan komunikasi, mengurangi retensi terhadap umpan balik, membangun hubungan interpersonal yang kuat, meningkatkan kredibilitas sebagai pemimpin, dan mengurangi ketidakpastian. Kamu bisa menyiapkannya dengan cara memahami aspirasi tiap anggota dan berkomitmen untuk mendukungnya serta melibatkan aspirasinya dalam memberikan feedback.
- Kualitas feedback yang jelek
Kualitas dari feedback yang diberikan juga mempengaruhi seberapa efektif feedback diterima seseorang. Berikut adalah ciri-ciri feedback yang jelek :
- Tidak Spesifik : Apabila hanya memberikan usalan “baik” atau “buruk” kita akan membuat orang lain bingung dan merasa kurang jelas. Kita harus bisa menjelaskan dengan contoh, data dan fakta.
- Tidak Actionable : Feedback yang tidak membangun biasanya hanya mengandung hal-hal abstrak dan teoritis sehingga tidak bisa dipraktikkan langsung untuk mencapai perubahan yang lebih baik. Oleh karena itu, lebih baik feedback yang kamu berikan mengandung hal yang dapat membantu seseorang mengetahui langkah apa yang seharusnya ia kerjakan.
- Judgemental : Kita tidak boleh memberi feedback yang mana fokus pada kepribadian dan sifat seseorang. Kita harus bisa mengevaluasi dari perilaku, proses, dan hasil dari yang dikerjakan oleh seseorang tersebut.
- Sugarcoating : Perilaku ini muncul ketika kita menggambarkan tindakan memberikan atau menyajikan sesuatu, terutama informasi atau kritik, dengan cara yang lebih ramah atau menyenangkan daripada yang sebenarnya. Kita harus bersifat objektif agar menciptakan lingkungan yang adil dan transparan.
- Eksekusi tidak tepat
Ketika melakukan feedback kita juga harus memperhatikan dimana kita memberi feedback, kapan waktu memberi feedback, dan bagaimana cara kita memberi feedback. Yang tidak boleh dilakukan adalah kita memberi feedback negatif di depan banyak orang dan di waktu istirahat sehingga tidak kondusif. Hal tersebut bisa mempengaruhi harga diri seseorang dan dan penyampaian feedback tidak akan efektif.
- Tidak mendengarkan perspektif anggota
Selain kita yang memberi feedback kita harus mendengarkan tim untuk menyampaikan alasan atau perspektifnya. Bisa jadi ada kontribusi kita terhadap kesalahan yang orang lain lakukan. Dengan demikian kita menjadi lebih terbuka dan bisa menawarkan bantuan apabila diperlukan.
- Menunda-nunda feedback
Sebagai seorang pemimpin kita tidak boleh menunda memberikan feedback atau tim sadar dengan sendirinya. Kamu bisa membuat jadwal rutin atau langsung memberikan feedback ketika kesalahan terjadi dengan mempertimbangkan poin diatas. Dengan demikian tiap orang bisa langsung memperbaiki kesalahan dan masalah tidak semakin parah.
Tidak dipungkiri memberikan feedback tidak semudah teori yang disampaikan. Oleh karena itu, kita akan lebih terasah apabila kita terus latihan dan mempraktekkannya. Selalu usahakan untuk membuat evaluasi diri dan memperbaikinya ya !
Penulis : Lintang Rizka Ramadhani, S.Psi.
Penyunting : Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog
Referensi : https://www.instagram.com/p/C1Eme84SnQJ/?img_index=