How to be Content Creator

Perkembangan teknologi semakin berkembang sejak pandemic termasuk perubahan marketing yang saat ini ke arah digital marketing. Bahkan profesi-profesi yang dibutuhkan perusahaan atau diminati juga semakin berubah seperti profesi content creator. Profesi content creator menjadi posisi yang paling diminati saat ini. Content creator adalah orang yang membuat konten, baik konten edukatif maupun menghibur, sesuai dengan keinginan audiens.

Skill yang dibutuhkan sebagai seorang content creator yaitu:

  1. Riset
    Kreator harus bisa melakukan riset saat menyiapkan kontennya. Fokus pada hasil riset.
  2. Kreatif
    Kreator dalam membuat konten dalam bentuk tulisan, video, maupun gambar membutuhkan kreativitas.
  3. Fleksibel
    Seorang content creator tidak bisa membatasi dirinya untuk hanya menguasai satu platform atau jenis konten. Dia harus memahami beberapa sistem content management, platform, dan alat lain untuk optimalisasi konten.
  4. Analitik
    Content creator harus mengerti dan memahami tren terkini serta efektivitas konten melalui analisis data digital untuk membentuk ide dan konten baru.
  5. Organize
    Tetap terorganisasi juga tidak kalah penting untuk content creator. Banyaknya pekerjaan seringkali membuat kamu melupakan deadline, sehingga penting untuk tetap mengatur jadwal dan menyusun prioritas.
  6. Kolaborasi
    Dalam membuat konten, tentu kamu akan bekerja sama dengan banyak bagian. Kamu harus memiliki kemampuan kolaborasi dan menghasilkan ide dengan tim maupun klien.

Platform social media yang digunakan dalam membangun hubungan dengan audiens yaitu:

  1. YouTube
    YouTube cukup mudah digunakan dan dikembangkan, kamu bisa membuat video pendek dan panjang. Pengguna bisa membuat channel sendiri, mengunggah video dan menayangkannya. Yang terbaik dari YouTube adalah sebagai mesin pencari terbesar kedua di dunia, membuat videonya akan terus mendapatkan trafik selama bertahun-tahun setelah diposting. Sedangkan kekurangannya adalah kompetisi dengan pembuat konten lainnya, karena 500 video diunggah dalam 1 menit. Serta adanya opsi monetisasi dimana pembuat konten bisa menghasilkan uang melalui iklan, contohnya membutuhkan 1-2 juta penayangan untuk menghasilkan $1.000. Meskipun YouTube menambahkan beberapa fitur monetisasi baru seperti langganan berbayar, hal ini juga membutuhkan banyak usaha.
  2. TikTok
    TikTok adalah situs video viral yang digunakan oleh creator dalam mengumpulkan jutaan penonton. Keuntungan yang sangat besar adalah orang-orang menambah jumlah penonton dengan cepat di TikTok. Kekurangannya adalah TikTok memerlukan postingan yang cukup konstan dalam menumbuhkan audiens yang besar dan beberapa TikTokers terbesar memposting hingga 10x sehari. Jadi sebagai content creator perlu bekerja keras membuat konten sebanyak ini dan memastikan kontennya berkualitas. Apabila kamu suka membuat video, memiliki banyak ide, dan suka di depan kamera mungkin platform ini akan cocok. Selain itu kerugian lainnya adalah monetisasi dimana kamu membutuhkan 10 kali lipat pelanggan dan penayangan di TikTok daripada YouTube untuk mendapatkan jumlah uang yang sama.
  3. Twitter (X)
    Tidak seperti platform lainnya, twitter lebih cocok untuk orang-orang yang suka membuat hal-hal berbasis teks (tulisan) dan bagi orang-orang yang berbagi ide atau ahli dalam suatu subjek. Kerugian dalam platform ini adalah sulit untuk menghasilkan uang dari akun Twitter, konten berdurasi pendek sehingga membatasi kreativitas creator, dan postingan hanya memiliki durasi selama 15 menit.
  4. Instagram
    Platform ini disukai oleh para creator, dan sebagai tempat untuk gambar dan keterangan serta video-video di reels. Dengan Instagram, creator dapat membangun audiens melalui postingan di Feeds, Reels, Live, IGTV. Selain itu, algoritma IGTV menampilkan video ke banyak orang baru. Walaupun paling diminati oleh creator, ada beberapa kelemahannya. Pertama, Instagram dimiliki oleh Meta, jadi ada beberapa masalah data dan privasi yang sama dengan yang mungkin di Facebook. Salah satu tantangan yang lebih besar bagi para kreator individu adalah tidak bisa meletakkan tautan eksternal di postingan Instagram, yang berarti sangat sulit untuk membuat orang keluar dari platform dan masuk ke toko, komunitas, atau daftar email Anda. Kamu bisa menyiasati denga menambahkan “tautan di bio” dengan linktr.ee.
  5. LinkedIn
    LinkedIn sebagai situs jaringan professional membuat creator juga membangun banyak followers di LinkedIn. Tidak hanya terkait karir, tapi juga berkembang dalam self development, entrepreneurs, dan sharing mengenai life journey mereka. Keuntungan dari LinkedIn adalah kamu tidak perlu memposting setiap 15 menit, tapi cukup 1 atau 2 kali sehari atau bahkan beberapa kali seminggu cukup membangun banyak pengikut. Sedangkan kelemahan LinkedIn yaitu kemampuannya sangat terbatas, seperti dalam melakukan live streaming, membuat grup dan mengirimkan pesan kepada semua anggota hanya seminggu sekali. Kelemahan lainnya yaitu tidak ada monetisasi yang artinya tidak ada cara untuk menghasilkan uang di LinkedIn.

Dengan kita lebih memahami skill yang perlu kita persiapkan sebagai seorang content creator dan platform social media yang digunakan dalam membangun hubungan denga audiens akan lebih mudah dalam membuat materi konten dan target yang ingin dicapai.

Referensi:
Firdiansyah. A. 2023. Diakses pada tanggal 1 September 2023. https://glints.com/id/lowongan/apa-itu-content-creator/#skill-yang-dibutuhkan-untuk-menjadi-content-creator
Mightynetworks. 2023. The 15 Best Content Creation Platforms of 2024. Diakses pada tanggal 1 September 2023. https://www.mightynetworks.com/resources/content-creator-platforms

Penulis: Ira Setyawati, S.Psi., M.A.