Lebih Mengenal Perasaan “Khawatir”

Kehidupan yang kita jalani seringkali tidak selalu mulus. Terkadang ada yang mudah dan ada yang pula yang tidak berjalan sesuai rencana sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan membuat kita lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Pengalaman atas keberhasilan dan kegagalan membuat kita menjadi lebih mawas diri sehingga tak jarang muncul perasaan khawatir.

Apa itu perasaan khawatir?
Perasaan khawatir adalah ketika kita membayangkan berbagai kemungkinan yang bersifat negatif yang ditakutkan akan terjadi di waktu yang akan datang. Perasaan khawatir muncul atas ketakutan kita akan terjadinya sesuatu yang tidak menyenangkan yang belum dapat dipastikan kejadiannya. Rasa khawatir pada dasarnya merupakan perasaan yang normal kita miliki, bahkan merupakan bagian yang penting dari kemampuan survival sebagai manusia. Akan tetapi, ketika terus menerus merasa khawatir, bahkan untuk kejadian-kejadian yang sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi, maka hal ini perlu menjadi perhatian.

Dalam mengetahui apakah kekhawatiran yang kita rasakan bersifat produktif atau tidak produktif, kita dapat memastikan beberapa hal berikut:

  1. Apakah saya fokus pada masalah yang realistis?
  2. Apakah masalah yang saya hadapi dapat diselesaikan?
  3. Apakah kekhawatiran mendorong saya untuk mengambil tindakan?
  4. Apakah saya berusaha mencari solusi?
  5. Apakah saya berusaha menyelesaikan masalah dengan solusi yang telah direncanakan?

Apabila mayoritas pertanyaan terjawab dengan “tidak”, maka kemungkinan besar, kekhawatiran yang kita rasakan bersifat tidak produktif dan hanya menyebabkan perasaan nervous, cemas, dan tertekan yang tidak perlu.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengelola rasa khawatir?
Berikut untuk beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengelola rasa khawatir, yaitu:

  1. Mencari pemecahan masalah
    Ketika merasa khawatir, cobalah untuk merubah rasa khawatir tersebut dengan mencari solusi yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
  2. Jangan menghabiskan waktu dengan pertanyaan “Bagaimana jika…?”
    Mulai biasakan diri untuk tidak mengkhawatirkan situasi yang “mungkin” terjadi tapi sangat kecil kemungkinannya terjadi di dunia nyata.
  3. Jangan berpikir bahwa khawatir akan selalu menyelesaikan masalah
    Jangan terjebak dengan keyakinan bahwa merasa khawatir adalah sesuatu yang bermanfaat. Ketika kita secara terus menerus merasa khawatir, kita hanya membohongi diri sendiri bahwa kita sedang melakukan sebuah kesalahan ketika kenyataannya adalah tidak.
  4. Belajar menerima ketidakpastian
    Ketidakpastian merupakan keniscayaan dalam hidup, oleh karena itu, berusalahan menjadi lebih lapang dada menerima segala kemungkinan baik dan buruk dalam berbagai hal yang kita upayakan.
  5. Selalu berusaha menjaga mood
    Mood yang negatif dapat mendorong berbagai pemikiran buruk, oleh karena itu, berusahalah untuk menjaga mood tetap positif untuk menghindari rasa khawatir yang berlebihan.
  6. Jangan berusaha menekan rasa khawatir
    Ketika merasa khawatir, daripada berusaha untuk melawan atau mengendalikannya, akan lebih bermanfaat ketika ketika berusaha untuk menyadari dan memahami penyebabnya.
  7. Berusaha mengelola kapan harus merasa khawatir
    Berusahalah untuk mengesampingkan perasaan khawatir di waktu-waktu tertentu. Namun jangan lupa untuk berusaha untuk meredakan rasa khawatir ketika periode tersebut telah berakhir.

Referensi:
Davey, G. C. L. (2012). 10 Tips to Manage Your Worrying | Psychology Today. Diakses pada tanggal 20 April 2023. https://www.psychologytoday.com/us/blog/why-we-worry/201206/10-tips-manage-your-worrying
Gyoerkoe, K. L., & Wiegartz, P. S. (2006). 10 Simple Solutions to Worry: How to Calm Your Mind, Relax Your Body, and Reclaim Your Life. New Harbinger Publications.

Penulis: Nisrina Hanun Iftadi, M.Psi., Psikolog
Editor: Ira Setyawati, S.Psi., M.A.