Quiet Quitting

Hai Binusian! Tahukan kalian tentang fenomena Quiet Quitting? Fenomena ini tidak berarti bahwa seseorang berhenti dari pekerjaan, fenomena ini hanya mengerjakan apa yang dibutuhkan dan sekedarnya dengan tujuan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Sederhananya, kamu tetap melakukan pekerjaan, tetapi tidak ingin "melampaui" atau tidak ingin secara sukarela melakukan pekerjaan tambahan yang tidak dibayar atau diupah.

Penyebab Quiet Quitting
Umumnya hal ini disebabkan oleh minimnya apresiasi atau penghargaan dari kerja keras yang telah diberikan. Karyawan umumnya dapat merasa kecewa karena usaha yang dilakukan untuk perusahaan tidak mendapatkan perhatian, ataupun reward tertentu, baik sifatnya materi maupun non materi.

Kondisi seperti ini jika berlangsung terus menerus maka bisa saja menurunkan semangat kerja karyawan dan memicu mereka untuk bekerja sekedarnya saja. Penyebab lain yang membuat karyawan bekerja sesuai porsinya antara lain burnout karena beban kerja yang over, merasa bosan, kekurangan waktu untuk hal pribadi, dan lain-lain.

Ciri-Ciri Quiet Quitting
Cobalah amati partner kerja atau lingkungan di sekitarmu, umumnya orang yang sedang melakukan quiet quitting menunjukkan ciri-ciri yang cukup terlihat, antara lain sebagai berikut.

  1. Tidak bersedia menjalankan pekerjaan diluar job desc.
  2. Pulang kerja selalu tepat waktu untuk menghindari overtime.
  3. Hilangnya minat mengejar prestasi ditempat kerja.
  4. Menjadi enggan atau pasif saat diskusi terkait pekerjaan.
  5. Jarang mengikuti kegiatan ataupun acara perusahaan.

Cara mengatasi Quiet Quitting
Pertumbuhan perusahaan juga bergantung pada kinerja dan kualitas SDM yang ada didalamnya. Oleh sebab itu, perusahaan harus memberikan ruang untuk mendengarkan aspirasi karyawan dan mengetahui kendala, keluh kesah dan apa yang mereka rasakan dan sepatutnya perusahaan dapat memberikan solusi demi peningkatan performa dan pemenuhan hak-hak karyawan secara layak.

By : Zia – BINUS Career