Gen Z In The Workplace

Genarasi Z adalah generasi yang lahir diantara tahun 1997 – 2012, setelah milenial. Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) hasil sensus penduduk tahun 2020, populasi penduduk Indonesia sebagian besar berasal dari generasi Z (27,94%). Hal ini berarti bahwa gen Z memegang peranan penting dan berpengaruh pada perkembangan Indonesia saat ini dan kedepannya. Dibandingkan dengan generasi lainnya berikut gambaran perbandingannya.

 

Beberapa ahli menyebutkan gen Z memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya dan dilabeli sebagai generasi minim Batasan (boundary-less generation). Dalam artikel “Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation”, Ryan Jenkins (2017) menjelaskan bahwa Gen Z memiliki harapan, preferensi, dan perspektif kerja yang berbeda serta dinilai menantang bagi organisasi. Bruce Tulgan dan RainmakerThinknig, Inc menjelaskan karakteristik gen Z berdasarkan hasil penelitian longitudinal mereka dari 2003 hingga 2013 dalam artikelnya yang berjudul “Meet Generation Z: The Second Generation within The Giant Millenial Cohort”. Generasi ini terlahir dan tumbuh bersama dengan kemajuan teknologi. Mereka berada pada dunia yang sudah terhubung dengan internet dan sosial media. Mereka dapat menggunakan teknologi dan media sosial seperti layaknya mereka bernafas. Sosial Media menjadi jembatan keterbatasan untuk berbicara dengan siapapun di manapun dan kapan pun. Hal ini membuat gen Z memiliki pola berfikir global (global mindset), yaitu mudah menerima keragaman dan perbedaan sudut pandang akan suatu hal. Media sosial membuat gen Z terbiasa untuk dapat dengan mudah terhubung, berkomunikasi, dan berinteraksi sehingga keterhubungan Gen Z dengan orang lain adalah hal yang terpenting. Di sisi lain, karena koneksi terjadi lebih banyak secara virtual melalui internet, pengalaman menjelajah secara geografis menjadi kurang dan terbatas. Selain itu jarangnya interaksi bertatap muka langsung juga menyebabkan terdapat kesenjangan keterampilan dibandingkan generasi sebelumnya seperti komunikasi interpersonal, kemampuan memahami budaya kerja, keterampilan-keterampilan teknis dan berpikir kritis untuk mengelola ketidak pastian lingkungan.

Psikolog Elizabeth T.Santosa menuliskan 7 karakteristik dari gen Z, yaitu Memiliki Ambisi besar untuk Sukses, Cenderung Instan, Mencintai Kebebasan, Memiliki Kepercayaan Diri yang tinggi, Menyukai hal Yang detil, Ingin Diakui, Sangat Mahir dengan gadget dan teknologi informasi. Penelitian O,Connor, Becker, dan Fewste (2018) yang berjudul “Tolerance of Ambiguity at Work Predicts Leadership, Jpb Performance, and Creativity” menemukan bahwa pekerja muda memiliki kapasitas yang lebih rendah dalam mengatasi ambiguitas lingkungan dibandingkan pekerja yang lebih tua. Generasi yang lebih muda lebih banyak mengekspresikan keinginannya untuk memasukkan hal-hal baru tetapi kurang terbiasa mengelola ketidak pastian lingkungan. Dasar penelitian ini cukup beralasan, yaitu karena gen Z terlahir dan besar dalam pengasuhan yang lebih protektif dibandingkan generasi sebelumnya sehingga gen Z menjadi kurang toleran terhadap ambiguitas lingkungan seperti resesi ekonomi, transformasi digital, invasi di beberapa negara, bencana alam, dan juga wabah penyakit. Penelitian Americal Psychology Association juga menegaskan temuan tersebut bahwa kemampuan mengelola stress menurun setiap generasi. Karakter generasi Z yang kuran gmemiliki Batasan dengan indivisu lain menyebabkan mereka mudah labil karena sering diterpa informasi dan kondisi yang cepat berubah dan serba tidak teratur.

Dalam dunia kerja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memaksimalkan potensi yang ada pada generasi Z. Dari sisi perusahaan, perlu untuk menyadari karakteristik gen Z tanpa merendahkan kekurangannya dan berfokus pada mencari strategi untuk dapat mengotimalkan kelebihan yang dimiliki dan meningkatkan potensi yang masih belum maksimal. Gen Z dapat difasilitasi dengan pendekatan pembelajaran yang melibatkan mereka menghadapi kondisi permasalahan secara langsung, berdiskusi, dan pemetaan keterampilan khusus yang mereka miliki.  Perlu didampingi secara intensif untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan memahami kondisi kenyataan hidup yang seringkali berbeda dengan dunia virtual, sehingga gen Z kedepannya dapat lebih kuat dalam menghadapi faktor eksternal yang penuh dengan ketidakpastian. Dari sisi pribadi, gen Z perlu untuk meningkatkan kesadaran akan kelebihan dan kekurangan diri serta kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi.

Referensi :
https://pskp.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita
https://pmb.brin.go.id/generasi-z-si-paling-healing-vs-si-pembawa-perubahan/
https://aiesec.or.id/blog/generasi-z/

Ditulis Oleh :
Ajeng Diah Hartawati, M.Psi, Psikolog